23 Juni 2014

Journey to Motherhood

Rasanya lama sekali tidak menengok "kamar curhat"-ku disini.. Ada beberapa yang ingin ditulis...

I'm pregnant. And i even don't know it. :D

Jadi begini ceritanya, dikarenakan pada waktu dulu pekerjaan yang saya kerjakan adalah event planning dan tetek bengeknya, saya cenderung cuek dengan siklus menstruasi yang cenderung maju-mundur. Dan juga karena sebelum menikah pun menstruasi saya memang tidak teratur jadi tibalah suatu hari di bulan Desember 2013 tiba-tiba saya tersadar kalau saya telat mens. Yang ada di bayangan saya adalah "ah telat lagi deh nih"

Tapi lama-lama saya penasaran juga kenapa saya telat begini lamanya, ingin pakai test-pack tapi dikarenakan kesibukan saya mengulur waktu. Dan juga karena pengalaman berharap hasilnya positif tapi ternyata tidak membuat saya agak kapok berharap.

Tanggal 20 Desember baru lah saya mencoba menggunakan test-pack. Hasilnya adalah 2 garis strip merah ( yang satu agak samar ). Agak kaget dengan hasilnya tapi tidak berani berharap, saya berpikir "ah, bisa jadi salah. Minggu depan diulang lagi..."
Dan saya tetap merokok. *yang ini jangan ditiru ya, bu-ebu*

Tibalah malam natal 2013, saya kembali mencoba test-pack. Hasilnya... 2 garis yang artinya positif. Kaget tapi senang. Tapi takut kalau ternyata hasilnya salah. Ketika suami tahu, dia diam saja, entah dia senang atau juga kaget karena kita berdua sama-sama tidak menyangka kalau saya hamil.
Akhirnya kita berdua memutuskan untuk pergi ke dokter untuk USG.

Nah, karena saat itu adalah libur panjang Natal dan Tahun Baru 2014, maka kami belum sempat ke dokter OBGYN untuk cek, tapi entah kenapa badan sudah tersugesti lemas dan bawaannya ingin tidur terus. Tapi untungnya tidak mual jadi masih bisa makan. Sudah berhenti merokok dan minum. :D

4 Januari 2014.
Hari yang tidak akan kami lupakan.


Dia ada, di dalam rahimku. Tumbuh sehat sempurna bahkan tanpa saya ketahui keberadaannya. Agak merasa berdosa padanya karena dia berkembang dengan keadaan yang tidak mendukung.

Saya masih saja stres, bahkan setelah dia ada di rahim, saya makin stres. Apalagi ditambah karena saya tidak bisa memasukkan makanan apapun kedalam mulut, semua makanan pada akhirnya berakhir di kloset WC. Saya sampai takut dia tidak akan berkembang sempurna.

Suami saya adalah saksi betapa saya ketakutan kalau bayi ini tidak akan sanggup berlama-lama di rahim saya. Saya bahkan ingin menggugurkan saja karena takut dia menjadi beban ( yang mana saya sesali belakangan )
Setiap malam saya berdoa agar si bayi yang tidak berdosa ini bisa berkembang dengan baik dan dapat mengerti bahwa orangtuanya tidak ingin dia menderita dan akan berusaha semaksimal mungkin agar bisa mempertahankan dia. ( pada saat itu saya pesimis karena setiap bulan dia hanya bertambah 1/2 kg saja )

Alhamdulilah pada bulan keempat keajaiban itu datang. Seiring dengan menghilangnya morning sickness selama 3 bulan itu dan datangnya nafsu makan yang memuncak, saya dipindahkan ke divisi lain di kantor saya. I called it "blessing in disguise". Allah mendengar doa-doa saya, Dia tidak tidur! Dan saya tidak menyesal akan keputusan ini karena yang terpenting bagi saya adalah bayi kami, anak yang kami tunggu selama ini.

Setiap kali kami berkunjung ke dokter kandungan, kami selalu bersyukur karena walaupun pada awalnya saya mengalami kesulitan tapi bayi kami ini mengerti dan tidak terlalu merepotkan, malah dia berkembang dengan saat baik karena kami tidak menemukan adanya kelainan pada perkembangannya. Anak saya pejuang tangguh, sama seperti Ibunya :)

My baby is happy and healthy, and i am happy and healthy :)
Itu adalah mantra dan sugesti yang saya terus ulang setiap hari dalam hati, dan saya tahu anak saya mengamininya.

Setiap malam saya dan suami berkhayal bagaimana mukanya, apakah seperti ayahnya atau seperti ibunya? Atau apakah dia adalah laki-laki yang tampan ataukah dia perempuan yang cantik? Sepanjang hari setiap kali ada waktu luang kami mengajaknya bicara.

28 Mei 2014
Akhirnya USG 4 dimensi menjawab segala rasa penasaran kami.
It's a girl! And she looks so pretty, hidungnya mancung seperti ayahnya dan bibirnya tipis seperti ibunya.
Persis seperti apa yang kubayangkan selama ini, dia berkembang sempurna bahkan jauh lebih baik dari yang kami bayangkan.



Sebelum saya menikah saya sudah membayangkan akan memiliki anak perempuan yang nantinya memiliki nama yang sudah saya siapkan sejak dahulu. Untuk saat ini kami memanggilnya Baby R.

Hari ini, kamu sudah hampir 8 bulan di dalam rahim Ibu, Nak..

Teruslah sehat dan cantik...

Ayah dan Ibu tidak sabar menunggu kamu hadir ke dunia...