Semalam yang benar2 gila!!
Saya dan beberapa teman kuliah (satu fakultas hanya beda jurusan) berkumpul untuk merayakan ulangtahun salah satu teman saya. Setelah ditentukan meeting point-nya, meluncurlah saya ke Semarang daerah bawah. Saya sengaja tidak membawa si Hitam Ganteng saya karena alasan kepraktisan, dan saya akhirnya membawa si roda dua biru kepunyaan adik saya.
Ketika dalam perjalanan, saya sempat merasa kalau malam itu akan hujan deras dan saya lupa memindahkan jas hujan ke dalam bagasi motor yang saya pakai. Tapi karena sudah terlanjur jauh, saya memutuskan untuk meneruskan perjalanan ke meeting point yang telah ditentukan.
Beruntung ketika saya sampai disana, sudah ada 3 teman saya. Jadi saya tidak sendirian menunggu. Setelah terkumpul semua, berangkatlah kita untuk makan di daerah dekat Stadion Diponegoro.
Saya suka berkumpul, walau itu hanya untuk mendengarkan cerita teman2 saya. Saya merasa sangat intim dengan mereka, teman2 yang sekian lama menemani hidup saya. Bukan masalah tempatnya dimana, tapi suasana yang ada. Buat kami, kebersamaan jauh lebih penting.
Selesai makan, kami langsung menuju ke tempat karaoke yang ada di dekat perempatan Bangkong. Kebetulan ketika kami sampai disana, room yang tersedia tinggal yang ukuran large (12 orang). Kami nekat ambil saja, berhubung waktu ada teman saya yang mendapat jam malam dan karena sudah tidak ada waktu lagi untuk mencari.
Pilih-pilih lagu dan menyanyi sesuka kami. Suara bagus tidak penting, yang penting adalah kami ingin meluapkan kekesalan dan juga kegembiraan yang kami rasakan saat itu. Selain itu, kami juga ingin menghibur salah satu teman kami yang sedang putus cinta.
Saya dan beberapa teman kuliah (satu fakultas hanya beda jurusan) berkumpul untuk merayakan ulangtahun salah satu teman saya. Setelah ditentukan meeting point-nya, meluncurlah saya ke Semarang daerah bawah. Saya sengaja tidak membawa si Hitam Ganteng saya karena alasan kepraktisan, dan saya akhirnya membawa si roda dua biru kepunyaan adik saya.
Ketika dalam perjalanan, saya sempat merasa kalau malam itu akan hujan deras dan saya lupa memindahkan jas hujan ke dalam bagasi motor yang saya pakai. Tapi karena sudah terlanjur jauh, saya memutuskan untuk meneruskan perjalanan ke meeting point yang telah ditentukan.
Beruntung ketika saya sampai disana, sudah ada 3 teman saya. Jadi saya tidak sendirian menunggu. Setelah terkumpul semua, berangkatlah kita untuk makan di daerah dekat Stadion Diponegoro.
Saya suka berkumpul, walau itu hanya untuk mendengarkan cerita teman2 saya. Saya merasa sangat intim dengan mereka, teman2 yang sekian lama menemani hidup saya. Bukan masalah tempatnya dimana, tapi suasana yang ada. Buat kami, kebersamaan jauh lebih penting.
Selesai makan, kami langsung menuju ke tempat karaoke yang ada di dekat perempatan Bangkong. Kebetulan ketika kami sampai disana, room yang tersedia tinggal yang ukuran large (12 orang). Kami nekat ambil saja, berhubung waktu ada teman saya yang mendapat jam malam dan karena sudah tidak ada waktu lagi untuk mencari.
Pilih-pilih lagu dan menyanyi sesuka kami. Suara bagus tidak penting, yang penting adalah kami ingin meluapkan kekesalan dan juga kegembiraan yang kami rasakan saat itu. Selain itu, kami juga ingin menghibur salah satu teman kami yang sedang putus cinta.
Satu jam rasanya cukup bagi kami untuk melolong (baca: menyanyi tidak jelas) dan menumpahkan isi hati kami. Kami memutuskan pulang setelah keluar dari tempat karaoke itu, saya pulang beriringan dengan satu teman saya yang kebetulan rumahnya melewati rumah saya.
Tapi baru beberapa meter meninggalkan tempat tadi, hujan deras turun. Bagus! dalam hati saya, memang benar pikiran saya tadi dan saya sudah terjebak badai disini. Tapi saya beruntung tidak sendirian menunggu hujan reda, dan teman saya ini juga dengan baik hati meminjamkan jaket anti airnya kepada saya. Sambil menunggu, saya dan teman saya bercerita tentang banyak hal. Sudah banyak hal yang saya lewati dari dia dan demikian pula sebaliknya. Hujan memberikan saya waktu untuk berintim dengan kebersamaan. Di hujan pula saya banyak merenung, karena hujan selalu membuat saya banyak berpikir dan bernostalgia dengan kenangan.
Saya suka hujan, tapi bukan badai.
Karena hingga hampir satu jam menunggu si hujan tidak kunjung mereda, akhirnya kami memutuskan untuk menerobos hujan. Pastilah bisa sampai pagi kita disana, karena hujan sangat deras.
Akhirnya saya kembali pulang ke pelukan hangat yang selalu saya rindukan.
I called it HOME. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar