Saya sungguh iri.
Iri pada orang-orang yang ada di sekeliling saya.
Saya iri kenapa di usianya yang seperempat abad, dia sudah mendapatkan semuanya.
Menikah, bekerja dan sekarang menikmati saat-saat menjadi ibu.
Saya juga iri pada dia yang bisa mendapat restu kedua orangtua.
Padahal saya masih begini-begini saja.
Apalagi dengan dia, yang mendapatkan kehidupan yang lebih baik setelah berpacaran dengan orang asing.
Sungguh saya betul-betul iri.
Tapi untuk apa?
Iri hanya membuang energi positif dan megunpulkan energi negatif.
Saya yakin,
Tuhan menciptakan makhluknya sempurna.
Rejeki setiap makhluknya sesuai dengan porsinya.
Saya yakin, rejeki saya pun ada dan sesuai dengan kemampuan saya.
Kemampuan untuk mengatur dan menjaganya.
Dan mungkin saat ini belum saatnya bagi saya untuk mendapatkan rejeki saya.
So,
why have to worry?
Cheers.
P.S: Hari ini hari terakhir puasa, berarti besok sudah lebaran. Maaf lahir bathin ya. Semoga kita kembali fitri. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar