Sudah hampir setengah tahun saya selalu melewati rute yang sama. Bangunan itu masih sama seperti dulu. Masih berwarna pucat, hanya saja sekarang lebih bagus dan lebih baru. Bangunan itu selalu memberi rasa sendiri untuk saya, ketika saya lewat, dada saya berdesir. Hangat. Tenang. Tapi juga sedih.
Sudah hampir 7 atau 8 tahun berlalu, dan rasa itu masih sama. Suasana yg terekam di otak saya sepertinya masih sama. Saya rindu diri saya saat itu. Saya yang jujur, naif dan tulus. Apa saya harus kembali ke SMA untuk tahu apakah saya yang itu masih ada?
Ketika saya melihat ke dalam diri saya yang sekarang, saya berubah. Saya tidak suka saya yang baru. Saya ingin tetap menjadi saya yang lama. Tapi, dunia seakan menginginkan saya berubah. Dunia tidak lagi ramah pada saya. Dunia ingin saya lebih kaya, lebih berkembang dari sebelumnya. Dunia bukan lagi tempat yang saya kenali dulu. Dunia sekarang jahat.
Saya melihat ke sekeliling, semua sudah meninggalkan saya. Semua sudah sampai pada tujuan masing-masing. Sementara saya masih disini. Saya terlambat. Ketika menengok ke belakang, semua tidak lagi sama. Saya sendiri.
Sudah hampir 7 atau 8 tahun berlalu, dan rasa itu masih sama. Suasana yg terekam di otak saya sepertinya masih sama. Saya rindu diri saya saat itu. Saya yang jujur, naif dan tulus. Apa saya harus kembali ke SMA untuk tahu apakah saya yang itu masih ada?
Ketika saya melihat ke dalam diri saya yang sekarang, saya berubah. Saya tidak suka saya yang baru. Saya ingin tetap menjadi saya yang lama. Tapi, dunia seakan menginginkan saya berubah. Dunia tidak lagi ramah pada saya. Dunia ingin saya lebih kaya, lebih berkembang dari sebelumnya. Dunia bukan lagi tempat yang saya kenali dulu. Dunia sekarang jahat.
Saya melihat ke sekeliling, semua sudah meninggalkan saya. Semua sudah sampai pada tujuan masing-masing. Sementara saya masih disini. Saya terlambat. Ketika menengok ke belakang, semua tidak lagi sama. Saya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar