09 Mei 2011

marriage-phobia

Haha what a lame topic. MARRIAGE. Pernikahan. Seperti sedang membicarakan keinginan kita untuk bunuh diri. Oke, itu sarkastik kok, bukan kenyataan. Tapi mungkin untuk beberapa orang, pernikahan bukan sesuatu yang nyaman untuk dibicarakan.

Saya termasuk salah satunya. Bukan karena saya TIDAK INGIN menikah, hanya saja saya sering bertanya-tanya, "HARUSKAH KITA MENIKAH?"

Terus terang saya sadar dengan kodrat saya sebagai wanita yang pada akhirnya harus menikah, punya keluarga ( yang berarti punya anak termasuk didalamnya) dan selanjutnya merawat anak dan suami. Saya juga sangat sadar kalo semua itu butuh proses, lama atau sebentar tidak bisa kita prediksi. Tapi apakah kemudian menjadi salah ketika kita memilih untuk menikah di usia 30, 40, 50 atau bahkan tidak menikah tapi bahagia?

Dua hari yang lalu saya ngobrol banyak dengan calon adik ipar saya, dan saya menumpahkan segala kegundahan hati saya. Saya sempat berpikir, "apakah mungkin selamanya saya akan menjadi seperti ini, having a very loooooong relationship and will stay like this forever?" Sebenarnya dalam hati saya, saya merasa tidak ada masalah dengan status "pacaran lama" seperti sekarang, hanya saja lingkungan sepertinya mengharapkan lebih. Saya pada akhirnya letih menjawab pertanyaan bernada, "kapan nyebar undangannya?" Oh geez, orangtua saya saja tidak pernah memaksa saya untuk cepat menikah, kenapa saya harus mengikuti aturan-aturan yang dibuat oleh manusia?

Sounds very personal for me, ya, karena buat saya hal yang bersifat prinsip dan pribadi seperti ini TIDAK BOLEH diintervensi oleh pihak manapun, termasuk orangtua. Apalagi komentar-komentar tentang keyakinan pasangan saya, well, siapa kita yang semena-mena menghakimi sesama manusia?


Tidak ada komentar: