
Pagi ini tiba-tiba saya membuat post di twitter, keduanya saya buat setelah melihat beberapa kejadian belakangan ini. Beberapa teman putus cinta, baikan dengan pasangannya dan ada yang kembali ke dunia perpacaran. Everything seems to be happy and also full of love. Mengagungkan cinta setengah mati. Membiarkan semua orang tahu betapa mereka adalah orang yang layak untuk diperhatikan.
Yang mereka tidak tahu, dunia sesungguhnya tidak perduli. Oke, sehari-dua hari mungkin mereka memperhatikan (sampai kepada hal yang detail), tapi lihat setelah beberapa bulan. Dunia bosan. Dunia suka drama. Drama pertengkaran, drama putus cinta, drama mengemis cinta, drama tentang penolakan. What the world needs is a pinch of drama. That's something to spice up our life.
Orang pada saat ini cenderung untuk jadi "seeker-attention". Semua terlalu didramatisir, padahal hidupnya sudah cukup indah untuk dikeluhkan. Mereka lupa melihat sekelilingnya, kalau masih ada banyak yang lebih kurang dari mereka. Oke, ini kesannya seperti sok tahu, tapi saya pribadi sudah membuktikannya. Saya memang mudah untuk iri dan nilai negatif dalam diri saya tinggi. Tapi saya harus bisa melawannya. Saya percaya kalau semua yang menjadi hak saya akan saya dapatkan, tidak perlu ngoyo, tidak perlu memaksakan diri sampai merugikan orang lain. Semua sudah disediakan untuk masing-masing sesuai porsinya. Ketika apa yang saya dapat ternyata tidak sesuai dengan keinginan saya, saya yakin itu adalah jatah yang Tuhan sediakan untuk saya. Karena itulah, saya lebih bersyukur dengan apa yang saya punya sekarang. Mungkin memang hidup saya tidak seindah kehidupan si A, atau pasangan saya bukan pengusaha seperti pasangannya si B dan karir saya tidak secemerlang si C, tapi semua yang ada bagi saya itu sudah cukup. Bukankah perasaan seperti ini itu tidak ternilai harganya?
Seperti contohnya saya dengan pasangan saya. Sudah banyak yang kami hadapi. Ketika semua orang sudah mengalami beberapa kali ganti pasangan, kami masih bergandengan. Ketika semua orang saling memaki, kami masih saling menjaga. From that moment, i know, what we have untill now is worthed. Semuanya berharga. Itulah alasan mengapa kami masih ada disini ketika semua orang sudah tak lagi ada.